Kisah Isdiarto, Seorang Guru Penggerak Bertugas di Daerah 3T Kabupaten Pesisir Barat Lampung
Namanya Isdiarto, ia adalah Kepala Sekolah SD Negeri 26
Krui, Lampung. Saat bertugas harus berjalan kaki cukup jauh dari ibukota
kecamatan menuju sekolahnya yang terletak di wilayah tertinggal, terluar, dan
terdepan (3T) di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Ia harus melewati lima muara dengan akses jembatan tidak memadai, mengarungi
kubangan lumpur bila musim hujan tiba, bahkan harus menerabas sungai bila
pasang naik.
Bagi Isdiarto, dan dewan guru di SD 26 Krui, keterbatasan bukan berarti
halangan dalam memajukan pendidikan. Dan melalui Program Sekolah Penggerak
mereka dapat leluasa untuk berinovasi menaklukkan tantangan tersebut.
Motivasinya mengikuti Program Sekolah Penggerak adalah meningkatkan sumber daya
manusia dari dewan guru karena rata-rata dewan guru yang mengajar di sekolah
adalah lulusan SMA.
Tantangan berikutnya setelah akses jalan adalah minimnya sarana dan prasarana
sekolah. Listrik dan akses internet di lingkungan sekolah sangat terbatas
sehingga Isdiarto maupun dewan guru yang akan mengikuti pelatihan dan
pendampingan secara daring harus bepergian ke wilayah kecamatan yang memiliki
akses internet yang stabil.
Berbagai keterbatasan sekaligus membuat tekat Isdiarto semakin kuat untuk
mengembangkan sekolah serta memberikan pendidikan terbaik bagi peserta didik di
sekolah. Berkat perjuangannya, perubahan baik mulai terlihat di sekolah.
Isdiarto memang berharap, anak didik mereka bisa mendapatkan pembelajaran yang
sama seperti anak-anak di daerah lain. Ia berharap sekolah mereka juga dapat
menjadi tempat untuk pengembangan karakter peserta didik dalam menciptakan
generasi yang berprofil Pelajar Pancasila.
Posting Komentar untuk "Kisah Isdiarto, Seorang Guru Penggerak Bertugas di Daerah 3T Kabupaten Pesisir Barat Lampung"