Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Abdul Azis, Pengajar Praktek Guru Penggerak dari NTB

Abdul Aziz saat menerima penghargaan

Salah satu anggota sekaligus Pengurus IGI Kabupaten Sumbawa, namanya Abdul Azis dan biasa disapa dengan Guru Ace'. Ia adalah Kepala Sekolah SDN Ai Puntuk Kecamatan Hilir. Selain menjadi Kepala Sekolah ternyata ia juga seorang Pengajar Praktek Guru Penggerak (PPGP). Nah seperti apa kisahnya ? Bagaimana sepak terjangnya sebagai Pengajar PGP? Simak kisahnya pada uraian berikut.

Kisah Guru Ace’

Bapak Abdul Azis panggilan akrabnya Pak Ace’ , Pengajar Praktek Guru Penggerak Angkatan 7 dari satu satunya Pendamping praktek yang dari jalur reguler, menyatakan bahwa Pendidikan Guru Penggerak menjadi wadah membangun komunikasi dan belajar menguasaidiri serta mampu menghadirkan kolaborasi yang luar biasa.

"Selama saya mengikuti kegiatan pendamping praktek calon guru penggerak di angkatan 7 tentu saya mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman baru terlebih khusus bagaimana praktek baik dalam membangun komunikasi serta kolaborasi dengan berbagai komponen salah satunya dengan calon guru penggerak yang menjadi sasaran pendampingan", ceritanya.

Saat ini saya sudah berada pada fase pendampingan individu 2 setelah sebelumnya saya mengikuti pembekalan selama 17 hari secara daring dari pagi hari sampai malam hari dengan nara sumber ( instruktur dan fasilitator hebat tanah air ). Selama pembekalan berlansung kami membangun kolaborasi bersama rekan pengajar praktek angkatan 7 yang tersebar dikabupaten /kota NTB , disinilah pengetahuan dan pengalaman itu hadir bagaimana terjalin kolaborasi yang sangat luar biasa dan positif baik antara sesama peserta pengajar praktik, fasilitator, instruktur, bahkan orang-orang yang berada di sekitar kita yang ikut terlibat saat kita melakukan aksi nyata.

“Setelah saya mengaplikasikan ilmu yang saya peroleh selama PGP, terjadi transformasi yang luar biasa dalam diri sendiri selaku kepala sekolah bagaimana disekolah penerapannya kepada teman guru dalam memposisikan bahwa minat dan bakat yang dimiliki siswa itu berbeda-beda. Kepada rekan guru terus berapliasi dan memotivasi bahwa sebagai pendidik, harus mampu merancang pembelajaran yang dapat memperkuat minat dan bakat siswa,”.

Dari apa yang telah saya dapatkan dari berbagai praktek baik selama kegiatan PGP angkatan 7 sekolah yang saya pimpin mampu lahir sebagai juara tiga Lomba Inovasi Daerah ( LIDA ) Tahun 2022 , Even ini diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa.

Sebelum menjadi Pengajar praktek awalnya saya ingin mendaftar dan ikut sebagai Calon Guru Penggerak namun pada Tahun 2020/2021 itu saya berhalangan ikut karena bertepatan dengan kegiatan Diklat Calon Kepala Sekolah , Saya tertarik ikut karena pada tahun 2020 saya termasuk salah satu peserta kegiatan Review dan Uji Keterbacaan Modul Literasi dan Numerasidi jenjang Sekolah Dasar yang dilaksanakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Asasemen dan Pembelajaran pada Bulan Juli 2020 ikut membahas program pendidikan guru penggerak.

Setelah saya di lantik menjadi kepala sekolah pada bulan januari 2022 ingin daftar menjadi sekolah penggerak saya terkendala di SIM PKB karena data dapodik masih status pelaksana kepala sekolah karena server pusat terlambat merefres hasil sinkronisasi dapoddik sekolah yang kami kirim. 

Setelah beberapa hari di awal bulan pebruari dibukanya angkatan 7 program guru penggerak akhirnya saya coba ikut meskipun bukan dari guru penggerak saya memilih jalur reguler akhirnya setelah melalui berbagai proses saya lulus menjadi pengajar praktek PGP angkatan 7.

Karya Terbaik RaSa RoTi

Salah satu karya terbaik saya yang menghantarkan menjadi penmdamping guru penggerak adalah inovasi sampah plastic menjadi bangku .

Inovasi Sampah plastic yang saat ini saya beri nama RaSa RoTi ( Rapulung Sangkium Roro Plastik ) sangat berimplementasi pada karakter bagi peserta didik dimana dimensi karakter yang dihasilkan sangat sinkronisasi dengan dimensi profil pelajar pancasila.

#tergerak_bergerak_menggerakkan

Posting Komentar untuk "Kisah Abdul Azis, Pengajar Praktek Guru Penggerak dari NTB"