Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

IGI Sayangkan Kebijakan Kadisdikbud Lotim Abaikan Usulan Pengawas dalam Pengangkatan Kepsek

Huzaefah Ketua IGI Lotim
Huzaefah Ketua IGI Lotim (LombokPost)

Pelantikan 21 kepala sekolah jenjang SD-SMP di Lombok Timur (Lotim), Selasa (16/5) siang diwarnai protes. Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Lotim Huzaefah bahkan menduga pengisian posisi kasek yang lowong tersebut tidak berdasarkan kebutuhan, melainkan syarat dengan kepentingan pribadi.

“Kami mendapat laporan dari pengawas pendidikan tentang guru yang diusulkan menjadi kepala sekolah ke Dikbud malah tidak dilantik hari ini,” katanya kepada Lombok Post.

Huzaefah menyebut, terdapat seorang guru yang tidak dilantik, kendati namanya telah diusulkan pengawas pendidikan dan UPTD Dikbud di Kecamatan Sukamulia. Ada juga di tingkat kecamatan terdapat UPTD Dikbud yang dihuni pengawas-pengawas pendidikan Lotim.

Menurutnya, pengawas pendidikan secara teknis merupakan pegawai yang layak menentukan kasek. Bahkan pengawas dalam menjalankan tugas dan fungsinya juga menyiapkan siapa yang akan menjadi kasek untuk periode selanjutnya.

Huzaefah juga menilai menjadi masalah besar jika tiba-tiba kasek yang diusulkan pengawas dan disetujui UPTD Dikbud bertentangan dengan yang diinginkan unsur pimpinan di Dikbud Lotim. “Masalahnya berarti kita tidak menghargai profesionalisme pengawas. Padahal mereka orang yang sudah terlatih dan memiliki sertifikat untuk mengetahui sosok kepala sekolah yang layak memimpin sebuah sekolah,” tegasnya.

Selain itu, dia juga menyayangkan dampak dari apa yang dilakukan jika mengangkat guru yang bukan merupakan usulan pengawas. Menurutnya, hal itu akan menimbulkan persoalan bagi pengawas dan juga UPTD Dikbud di kecamatan dalam menjalin komunikasi dengan kasek yang bukan merupakan usulannya.

Apalagi kasek yang diangkat tersebut tidak mengetahui lingkungan sekolah dan guru-gurunya. Hal ini yang menjadi salah satu dasar pertimbangan seorang pengawas mengusulkan seorang guru menjadi kasek.

“Maka sebaiknya jangan melihat kepentingan pribadi untuk mengangkat seseorang menjadi kepala sekolah,” pintanya.

Huzaefah juga menegaskan protes tersebut dilayangkan ke Dikbud Lotim bukan karena IGI yang mengusulkan nama tersebut, namun karena usulan tersebut disampaikan oleh pengawas. “Kalau kami organisasi independen. Tapi pengawas pendidikan adalah bagian dari pemerintah yang secara teknis memahami betul hal tersebut,” tandasnya.

Kepala Dinas Dikbud Lotim Izzuddin menanggapi dengan santai penilaian dari IGI Lotim. Dia mengatakan menerima setiap masukan dari organisasi profesi guru termasuk IGI. “Usulan yang masuk memang sudah kita terima dan dibahas tim pertimbangan promosi. Namun tidak semua kita bisa angkat sekaligus, melainkan bertahap,” kata Izzuddin pada Lombok Post saat ditemui di ruangannya.

Dia menampik jika pelantikan 21 kasek yang di dalamnya terdapat promosi dan rotasi tersebut berdasarkan kepentingan pribadi. Justru usulan dari pengawas yang dibawa UPTD Dikbud tersebut memasuki tahapan seleksi dan pertimbangan selama dua bulan.

Termasuk juga usulan pengawas di Kecamatan Sukamulia yang telah disampaikan kepala UPTD Dikbud Sukamulia. “Dari usulan yang sudah diinventarisasi tim pertimbangan promosi dan mutasi yang diketuai oleh Sekdis Dikbud, masih banyak yang akan kita proses selanjutnya. Jadi bukan diabaikan, tapi menunggu proses pengangkatan berikutnya,” terangnya.

Izzuddin menegaskan sangat memahami dan mengerti tugas dan fungsi dari pengawas pendidikan dalam menentukan kasek yang layak. Dia juga menaruh kepercayaan penuh terhadap usulan pengawas tersebut. Karena itu, dalam setiap kebutuhan pengisian kasek, dia akan meminta usulan dua kali lipat. Kata Izzuddin, jika ada lima sekolah yang kaseknya purna tugas, maka dia meminta 10 calon kasek yang diusulkan untuk ditelaah dan dipertimbangkan oleh tim.


Sumber : lombokpost.jawapos.com

Posting Komentar untuk "IGI Sayangkan Kebijakan Kadisdikbud Lotim Abaikan Usulan Pengawas dalam Pengangkatan Kepsek"