Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Angkat Tema "Peluang Beasiswa Luar Negeri 2025", IGI NTB Adakan Webinar Kolaborasi dengan Komunitas Samawa Barema

IGI NTB

IGINTB- Pada Selasa (21/1/2025), Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) kobalorasi bersama Komunitas Samawa Barema menyelenggarakan webinar inspiratif bertema “Peluang Beasiswa Luar Negeri 2025”. Acara ini dihadiri oleh puluhan guru dari berbagai daerah di NTB maupun dari luar daerah yang ingin menggali informasi tentang peluang beasiswa luar negeri.

Acara yang berlangsung pukul 15.30–17.30 WITA ini menghadirkan dua narasumber inspiratif yang telah menorehkan prestasi sebagai penerima beasiswa internasional yakni ibu Aprilia Roselani, Guru SMKN 1 Plampang, penerima Beasiswa Shortcourse Aus4Asean di Australia dan ibu Tri Kurniawaty, Guru SMAN 2 Sumbawa, penerima Beasiswa MEXT Teacher Training di Jepang selama 1,5 tahun.

Webinar ini dibuka oleh Ketua Wilayah IGI NTB, Ibu Nengah Istiqomah, M.Pd, yang memberikan sambutan penuh motivasi. Beliau menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Dalam sambutannya, Ibu Nengah menekankan pentingnya keberanian dan semangat belajar bagi para guru.

“Di era globalisasi ini, kesempatan untuk meningkatkan kompetensi melalui pendidikan internasional harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Webinar ini diharapkan menjadi awal bagi para guru NTB untuk berani bermimpi besar dan mengambil langkah nyata,” ujar Nengah.

Menurutnya berbagai tantangan yang dihadapi guru dalam mengakses informasi beasiswa, seperti keterbatasan akses teknologi dan informasi. “Kami di IGI NTB berkomitmen untuk mendukung para guru melalui penyediaan informasi, pelatihan, dan jaringan yang bisa membantu mereka menggapai peluang-peluang internasional. Mari kita jadikan kesempatan ini sebagai momentum untuk berbenah dan bersiap menuju pendidikan berkualitas global,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ibu Nengah juga menyampaikan harapannya agar para peserta tidak hanya terinspirasi, tetapi juga mampu mempraktikkan ilmu yang diperoleh untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah masing-masing.

igi NTB

Dalam pemaparan narasumber pertama ibu Aprilia Roselani, Guru SMKN 1 Plampang, penerima Beasiswa Shortcourse Aus4Asean di Australia. Ia memaparkan pengalamannya mengikuti program shortcourse di Australia yang berlangsung selama dua minggu. Beasiswa ini mencakup seluruh biaya, termasuk tiket pesawat, akomodasi, tunjangan harian, dan biaya pelatihan.

“Program ini tidak hanya memberikan wawasan tentang sistem pendidikan dan teknologi di Australia, tetapi juga mengasah kemampuan bahasa Inggris dan membangun jaringan internasional,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa beasiswa ini memiliki proses seleksi yang terstruktur, mulai dari pendaftaran online hingga wawancara. “Saat mengisi esai, penting untuk menunjukkan motivasi yang kuat, bagaimana program ini relevan dengan pekerjaan kita, dan dampak yang ingin kita ciptakan setelah mengikuti pelatihan,” tambahnya. Ibu Aprilia menekankan bahwa keberanian untuk mencoba adalah langkah awal yang sangat penting.

Selama program, Ibu Aprilia mengaku mendapatkan pengalaman berharga, termasuk kunjungan ke berbagai institusi pendidikan dan pelatihan di Australia. Salah satu tempat yang dikunjungi adalah Queensland University of Technology, di mana beliau belajar tentang teknologi pendidikan terkini. Selain itu, kunjungan ke pusat pelatihan kejuruan seperti TAFE Queensland memberikan wawasan tentang bagaimana pendidikan berbasis keterampilan dapat diterapkan di Indonesia.

“Kami juga diajak untuk berdiskusi dengan para praktisi senior dari berbagai bidang, termasuk tenaga pengajar dan pelaku industri. Diskusi ini membuka pandangan saya tentang pentingnya kolaborasi antara pendidikan dan dunia kerja,” ungkapnya. Ia menceritakan bagaimana pengalaman hidup di Australia meningkatkan kepercayaan dirinya dalam menggunakan bahasa Inggris dan berinteraksi dengan peserta dari berbagai negara.

Selain pelatihan, peserta juga diajak untuk menjelajahi budaya lokal. Tak lupa Ibu Aprilia berbagi kisah tentang kunjungannya ke destinasi wisata seperti Gold Coast dan pengalaman menikmati paduan musik klasik di Brisbane. “Pengalaman ini tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga memberikan inspirasi untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik bagi siswa saya di Indonesia,” tutupnya.

igi ntb

Sementara pemaparan narasumber kedua tak kalah menarik dari pengalamannya yang dialami ibu Tri Kurniawaty, Guru SMAN 2 Sumbawa, penerima Beasiswa MEXT Teacher Training di Jepang selama 1,5 tahun.

Dalam pemaparannya, Ibu Tri menjelaskan detail tentang Beasiswa MEXT (Monbukagakusho) yang diberikan oleh pemerintah Jepang. Beasiswa ini dirancang khusus untuk guru yang ingin meningkatkan kompetensi profesional melalui pelatihan intensif di Jepang. Beliau berbagi pengalaman dari proses seleksi hingga kehidupannya di Hiroshima, tempat beliau menjalani pelatihan.

“Proses seleksi MEXT cukup ketat, dimulai dari pengumpulan dokumen, tes tulis, hingga wawancara. Salah satu kunci keberhasilan adalah menunjukkan komitmen yang kuat dalam bidang pendidikan dan kemampuan untuk berkontribusi setelah kembali ke tanah air,” ungkapnya.

Ia mengaku pentingnya adaptasi budaya dan penguasaan bahasa. Selama enam bulan pertama, penerima beasiswa diwajibkan mengikuti kursus bahasa Jepang intensif. “Meskipun saya seorang guru bahasa Jepang, tantangan tetap ada. Namun, pengalaman ini sangat memperkaya dan membuka wawasan baru,” akunya.

Selain itu, Tri berbagi tentang kehidupan sehari-hari di Jepang yang penuh dengan tantangan dan pembelajaran. Ibu Tri menyoroti bagaimana sistem pendidikan Jepang yang sangat disiplin dan berorientasi pada praktik dapat menjadi inspirasi bagi sistem pendidikan di Indonesia.

“Saya belajar banyak dari cara Jepang mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, serta bagaimana mereka mendidik siswa untuk menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab,” jelasnya.

Selama program, Ibu Tri juga aktif mengikuti seminar dan workshop yang membahas isu-isu terkini dalam dunia pendidikan, seperti implementasi SDGs (Sustainable Development Goals) di sektor pendidikan.

“Semua kegiatan ini memberikan saya wawasan baru tentang bagaimana pendidikan dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Saya berharap dapat menerapkan konsep-konsep ini di sekolah saya,” pungkasnya.

Pengalaman interaksi dengan guru-guru dari berbagai negara juga menjadi poin penting yang disampaikan oleh Ibu Tri. “Diskusi dengan rekan-rekan dari negara lain memberikan perspektif baru tentang tantangan dan solusi dalam dunia pendidikan. Saya merasa sangat termotivasi untuk terus belajar dan berbagi ilmu ini dengan kolega di Indonesia,” tuturnya.

Untuk diketahui Kegiatan webinar ini dipandu oleh Host Hj. Hidmi Gramatolina Ramdhayani, dengan moderator Eris Nurhayati, M.Pd, serta dukungan teknis dari Ruslan Wahid, S.Pd. Sesi diskusi menjadi momen yang sangat dinantikan, di mana peserta dapat bertanya langsung kepada narasumber. Pertanyaan yang diajukan mencakup strategi menulis esai, tips menghadapi wawancara, hingga pengalaman hidup di luar negeri.

Menjadi harapan dari Webinar semoga menjadi langkah awal untuk meraih peluang bagi guru-guru untuk berani mencoba dan memanfaatkan peluang beasiswa luar negeri, demi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Kontributor : Ruslan Wahid, ST

Editor : Admin

Posting Komentar untuk "Angkat Tema "Peluang Beasiswa Luar Negeri 2025", IGI NTB Adakan Webinar Kolaborasi dengan Komunitas Samawa Barema "