Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dua Kurikulum Nasional Tetap Berlaku, Apa yang Baru di 2025?

Mendikdasmen Abdul Mu'ti

Sebagaimana dikutip dari detikEdu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menetapkan 25 program prioritas untuk tahun 2025. Salah satu program utama yang menarik perhatian adalah implementasi kurikulum nasional di semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga pendidikan menengah di seluruh wilayah Indonesia.


Langkah ini merupakan kelanjutan dari penerapan Kurikulum Merdeka yang telah ditetapkan sebagai kurikulum nasional melalui Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024. Namun, hingga kini, masih ada dua kurikulum yang berjalan secara bersamaan, yaitu Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Merdeka. Hal ini memunculkan pertanyaan: apakah Kurikulum Merdeka akan menjadi satu-satunya kurikulum nasional, atau akan ada perubahan besar lainnya di masa depan?

Selain itu, pendekatan pembelajaran baru bernama deep learning turut diperkenalkan untuk mendukung keberhasilan kurikulum ini. Pendekatan ini bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam, bermakna, dan menyenangkan bagi siswa. Apakah langkah ini akan membawa pendidikan Indonesia ke level yang lebih baik? Mari kita telusuri lebih dalam.

Dua Kurikulum Nasional yang Masih Berlaku


Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menyatakan bahwa saat ini masih berlaku dua kurikulum nasional, yaitu Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Merdeka. Menurutnya, kedua kurikulum ini akan tetap berjalan tanpa perubahan besar dalam waktu dekat.

"Masih ada dua kurikulum nasional, yaitu K-13 dan Kurikulum Merdeka. Kedua kurikulum tersebut tetap berlaku tanpa perubahan," ujar Mu'ti dalam Taklimat Media di Gedung A Kemendikdasmen, Selasa (31/12/2024).

Untuk mendukung efektivitas kurikulum ini, Kemendikdasmen juga mengintegrasikan pendekatan pembelajaran deep learning ke dalam sistem pendidikan. Pendekatan ini diharapkan dapat diterapkan di semua sekolah, baik yang menggunakan K-13 maupun Kurikulum Merdeka.

Deep Learning: Pendekatan Baru yang Bermakna


Deep learning, sebagaimana dijelaskan oleh Mu'ti, adalah metode pembelajaran yang memberikan pemahaman mendalam kepada siswa, bukan sekadar hafalan. Metode ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang sadar (mindful), bermakna (meaningful), dan menyenangkan (joyful).

"Deep learning dirancang untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam, sehingga siswa tidak hanya menghafal, tetapi benar-benar memahami," ujar Mu'ti.

Pendekatan ini bukanlah hal baru di dunia pendidikan. Konsep deep learning pertama kali berkembang di Swedia pada tahun 1976. Di Indonesia, pendekatan ini akan digunakan untuk memperkuat semua mata pelajaran, sekaligus menjadi pendamping kurikulum yang ada.

Program Pendampingan untuk Guru dan Sekolah


Kemendikdasmen menyadari bahwa keberhasilan implementasi kurikulum nasional dan deep learning sangat bergantung pada kesiapan guru. Oleh karena itu, pelatihan dan pendampingan akan menjadi bagian dari program prioritas 2025. Program ini mencakup 514 kabupaten/kota dan 38 provinsi, dengan fokus pada penguatan mutu, pembelajaran, dan karakter siswa.

Melalui langkah ini, Kemendikdasmen berharap pendidikan di Indonesia dapat bergerak menuju paradigma baru yang lebih relevan dan bermakna. Kurikulum Merdeka, dengan pendekatan deep learning, diharapkan menjadi tonggak penting dalam transformasi pendidikan nasional.

Kesimpulan

Tahun 2025 menjadi momen penting bagi dunia pendidikan Indonesia. Dengan fokus pada Kurikulum Merdeka dan pendekatan deep learning, Kemendikdasmen berupaya menciptakan sistem pendidikan yang lebih adaptif, relevan, dan berdaya saing global. Meski demikian, perjalanan ini memerlukan dukungan dari semua pihak, terutama para guru, untuk memastikan implementasinya berjalan lancar. Apakah langkah ini akan membawa perubahan signifikan? Waktu yang akan menjawab.

Posting Komentar untuk "Dua Kurikulum Nasional Tetap Berlaku, Apa yang Baru di 2025?"