Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jika Hidupmu Ingin Tenang dan Seimbang, Hentikan 5 Kebiasaan Penyebab Kekurangan Energi

IGI NTB - Gaya hidup yang damai dan terkendali merupakan dambaan bagi setiap individu, namun kebanyakan orang tak sadar tentang potensi serta batasan dirinya.

Menurut artikel di Psychology Mania pada hari Kamis (08/05), manusia sejatinya bersifat netral karena tindakan mereka bisa dilihat sebagai baik atau buruk berdasarkan konteks dan pengalaman yang mereka hadapi. Hal ini berkaitan erat dengan konsep keseimbangan.

Setiap tindakan yang dilakukan seseorang dalam rutinitas harian mereka pasti memiliki dampak pula pada mindset, kondisi mental, dan aspek fisik mereka. Apalagi ketika dipengaruhi oleh beragam pandangan orang lain yang sering kali mengharuskan kita untuk dapat menyelesaikan semua hal demi menciptakan citra "sempurna". Namun faktanya, ini tak selaras dengan menjalani hidup yang damai dan harmonis.

Dilansir dari laman The Vessel pada Kamis (08/05) jika kamu ingin punya kehidupan yang tenang dan seimbang, maka berhenti lakukan 5 kebiasaan ini yang membuat kelelahan mental :

1. Scrolling tanpa henti

Hal itu biasanya dimulai dengan sangat sederhana: Anda mengambil ponsel hanya ingin melihat sesuatu kecil, seperti berita cepat atau perkiraan cuaca, namun seiring waktu 30 menit berlalu, Anda justru tenggelam dalam dunia berita terkini, emosi negatif, serta spekulasi tentang situasi buruk yang bisa saja terjadi.

Scrolling memberi kita ilusi kontrol, seolah-olah kita tetap cukup terinformasi, sehingga akan lebih aman atau lebih siap. Tapi pada kenyataannya, itu sering membuat kita merasa lebih cemas, tidak berdaya, dan terkuras secara emosional.

Ilmu pengetahuan memperkuat pernyataan tersebut. Sebagaimana dijelaskan oleh Harvard Health, menggulirkan layar dikaitkan dengan "kesejahteraan mental dan tingkat kehidupan yang kurang baik." Yang sulit adalah bahwa perilaku ini belum tentu dirasakan sebagai bahaya pada saat ini.

Meskipun dapat dirasakan sebagai sesuatu yang produktif atau penuh tanggung jawab. Sejalan dengan berjalannya waktu, hal tersebut akan meredam kedamaian batin dan digantikan oleh getaran tekanan ringan yang tak pernah surut.

2. Multitasking

Selama bertahun-tahun, multitasking telah diperlakukan seperti lencana kehormatan. Bahkan tercantum dalam deskripsi pekerjaan, seolah-olah menyulap lima hal sekaligus adalah tanda puncak kinerja terbaik.

Tapi faktanya, multitasking dapat mengurangi produktivitas hingga 40%. Seperti yang dicatat oleh Harvard Health, "Multitasker adalah ... lebih kecil kemungkinannya untuk menyimpan informasi dalam memori kerja, yang dapat menghambat pemecahan masalah dan kreativitas."

3. Selalu mengatakan "ya"

Waktu dan tenaga kita memang terbatas—setiap kali Anda menjawab ‘iya’, pastilah ada konsekuensinya. Saat Anda menyetujui sesuatu, itu berarti kadang harus menolak hal-hal lain. Akibatnya bisa merasa dieksploitasi oleh pihak lain hingga muncul perasaan benci.

Sebenarnya hal tersebut dapat diatur oleh diri sendiri melalui penentuan pembatasan, apalagi kita tidak memiliki tanggung jawab untuk memenuhi permintaan dan harapan oranglain.

4. Bekerja berlebihan

Ketika Anda bekerja di rumah, mudah sekali tergiur untuk tetap melanjutkan pekerjaan dengan membalas satu email tambahan, merevisi satu bagian lebih lanjut, atau menambah satu tanggung jawab lagi sebelum makan malam. Tanpa harus melakukan perjalanan ke kantor ataupun memiliki batasan waktu pulang secara jelas, bisa saja seharian itu langsung berlalu tanpa disadari sebagai masa produktif non-stop.

Studi mengindikasikan bahwa efisiensi cenderung turun drastis setelah melewati batasan kerja selama 50 jam. Bahkan, studi tersebut menyatakan bahwa individu yang beroperasi di atas 70 jam per minggu sebenarnya tidak mencapai tugas lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang hanya bekerja 55 jam dalam satu pekan.

5. Mencoba mengoptimalkan semuanya

Ini bisa dianggap tipu-menipu sebab tampak sebagai sesuatu yang positif. Terdapat batas dimana keadaan 'lebih baik' justru mengalahkan arti dari 'cukup'. Penyesuaian konstan hanya akan mencegahmu untuk benar-benar meresapi momen tersebut.

Terkadang, kamu tidak harus memecahkan seluruh masalahmu demi mencapai ketenangan; cukup dengan memberikan sedikit ruang untuk hal tersebut.

Oleh karena itu, pada dasarnya untuk menjalani kehidupan dengan damai dan harmonis tidak perlu dilakukan dengan cara berlebihan layaknya mesin yang selalu dinyalakan setiap harinya. Yang paling utama adalah kita harus mengenali batas kemampuan diri sendiri serta beristirahat ketika merasa telah lelah.

Posting Komentar untuk "Jika Hidupmu Ingin Tenang dan Seimbang, Hentikan 5 Kebiasaan Penyebab Kekurangan Energi"