PP IGI, PW IGI NTB, dan PD IGI Lombok Barat Bersinergi dengan Telkomsel Gelar Pelatihan TaRL untuk Perkuat Kompetensi Guru
Dalam upaya memperkuat kompetensi guru dan kepala sekolah di era pembelajaran digital dan diferensiasi pendidikan, Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Lombok Barat bersinergi dengan Pengurus Pusat IGI (PP IGI) dan PT. Telkomsel menggelar pelatihan bertajuk “Teaching at The Right Level (TaRL)”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 12 Juni 2025 bertempat di Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi NTB.
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Dikbud NTB yang
diwakili Sekretaris Dinas Dikbud Arief Nuradhi Herutomo, S.Pi, Kepala Cabang
Dinas Dikbud Mataram dan Lombok Barat Muhajidin, S.Pd.,MM, Kepala Balai Guru
dan Tenaga Kependidikan Provinsi NTB Dr.Wirman Kasmayadi, S.Pd.,M.Si,
Manager-Househole Consumer Telkomsel NTB Wido Jati Sasongko, Ketua Umum Ikatan
Guru Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Bapak Dr. Jasmansyah, M.Pd., MH. Dan
Narasumber Pelatihan IGI Ibu Mabruratul Hasanah serta Ketwil IGI NTb Nengah
Istiqomah,S.Pd.,M.Pd danKetda IGI Lobar Nurhidayati,S.Pd.,M.Pd
Sementara peserta yang hadir sebanyak 150 orang peserta dari
jenjang SD, SMP, SMA/MA, dan SMK se-Kabupaten Lombok Barat menghadiri pelatihan
ini. Mereka terdiri atas kepala sekolah, serta guru dari 58 sekolah,
termasuk lembaga pendidikan di bawah naungan Dinas Pendidikan Lombok Barat dan
Kementerian Agama (Kemenag). Turut hadir pula perwakilan pengurus IGI wilayah
NTB, tim dari Telkomsel, serta tamu undangan lainnya.
Acara dimulai sejak pukul 08.00 WITA dan dipandu oleh Hj. Hidmi Gramatolina R. dengan rangkaian pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan Mars IGI, dan penyampaian sambutan-sambutan dari berbagai tokoh penting.
Ketua Daerah IGI Lombok Barat, Nur Hidayati,
S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya pelatihan ini, termasuk Dinas
Pendidikan Lombok Barat, Balai GTK Provinsi NTB, dan Telkomsel. Ia menekankan
bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari ikhtiar IGI untuk terus berkontribusi
dalam peningkatan mutu guru dan pendidikan, khususnya di Lombok Barat.
“Kami ingin guru-guru kita tidak hanya mengajar, tetapi
mampu memahami kebutuhan belajar peserta didik di setiap level yang berbeda.
Pembelajaran harus bersifat mendalam, bermakna, dan adaptif terhadap
perkembangan zaman serta teknologi,” tegasnya.
Ia juga menyoroti tingginya antusiasme peserta yang datang lebih awal dari jadwal, serta keberhasilan IGI Lombok Barat menghadirkan peserta dari 58 sekolah—melampaui target awal sebanyak 50 sekolah. Di akhir sambutannya, Nur Hidayati menyampaikan harapan agar kolaborasi antara IGI, pemerintah, dan dunia industri seperti Telkomsel dapat terus ditingkatkan demi kemajuan pendidikan NTB.
Sementara Ketua Wilayah IGI NTB, Nengah Istiqomah,
S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya sangat memberikan apresiasi besar kepada
Telkomsel sebagai sponsor utama kegiatan. Dalam paparannya, ia menyampaikan
bahwa IGI NTB kini memiliki lebih dari 4.140 anggota yang tersebar di
seluruh kabupaten/kota di NTB.
Ia juga memaparkan beberapa program strategis IGI Wilayah
NTB seperti pelatihan daring “Dampak IGI”, program literasi, One Week for
Teachers’ Progress, hingga gerakan Anti Kekerasan di Satuan Pendidikan
(GABDIS).
“Kami ingin menciptakan ekosistem guru pembelajar yang tidak
hanya terampil tetapi juga memiliki sensitivitas sosial dan etika,” ujarnya.
Dengan gaya santai, humor segar, dan pantun, Nengah menutup sambutannya dengan penuh inspirasi, sembari mengajak semua peserta untuk selalu semangat dengan yel-yel khas IGI: “Saya bisa! Hebat! Luar biasa!”
Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat IGI Jasmansyah, yang hadir mewakili
Ketua Umum PP IGI, Danang Hidayatullah. Dalam sambutannya yang hangat, ia
menyampaikan kebanggaan dapat kembali hadir di tanah kelahirannya, NTB, serta
mengapresiasi antusiasme dan dukungan dari berbagai pihak.
“Saya lahir dan besar di NTB, kuliah juga di sini, dan
pernah menjadi guru yang ditugaskan oleh TGH. Muhammad Zainul Majdi ke Jakarta.
Alhamdulillah, sekarang saya bertugas di Sukabumi. IGI hadir di NTB bukan
sekadar organisasi, tapi sebagai bagian dari solusi peningkatan mutu
pendidikan,” ucapnya.
Dalam sambutannya, Jasmansyah juga menekankan bahwa IGI
merupakan organisasi profesi guru yang sah dan terdaftar di Kemenkumham. Ia
memaparkan bahwa per Juni 2025, anggota IGI tercatat sebanyak 198.648 guru
dari seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa IGI konsisten mengadakan
pelatihan dan pengembangan profesional guru secara mandiri maupun bermitra
dengan berbagai lembaga, tanpa bergantung sepenuhnya pada pembiayaan
pemerintah.
“Kami bekerja sama dengan banyak mitra seperti Telkomsel dan perusahaan nasional lainnya. Kegiatan pelatihan seperti TaRL ini adalah bukti bahwa IGI mampu menjangkau dan memperkuat kompetensi guru hingga ke pelosok negeri,” tegasnya.
Jasmansyah juga memaparkan berbagai program strategis IGI
yang telah dan sedang berjalan, antara lain: Pelatihan Deep Learning di
15 kabupaten/kota secara serentak, Program IGI Goes to Malaysia, Kegiatan
IGI Umrah dan IGI Goes to Turki, Keikutsertaan IGI dalam
konferensi guru internasional seperti di Korea Selatan dan Penguatan advokasi
guru melalui lembaga bantuan hukum IGI.
Ia menekankan bahwa IGI tidak hadir sebagai pesaing
organisasi lain, tetapi sebagai mitra pemerintah dan seluruh elemen masyarakat
pendidikan.
“Kami tidak ingin ada kesan bahwa atribut berbeda menjadikan kita musuh. Kita semua guru, saudara dalam satu tujuan, yaitu memajukan pendidikan. IGI hadir untuk berbagi praktik baik, memperluas jaringan, dan tumbuh bersama,” tambahnya.
Menutup sambutannya, Jasmansyah menyampaikan titipan pesan
dari Ketua Umum PP IGI:
“Kami berharap sinergi antara IGI, pemerintah, dan lembaga
pendidikan terus terjalin erat. Kami siap membantu menyukseskan program
pemerintah, mendampingi guru dalam pengembangan profesional, dan memberi
perlindungan hukum bagi guru yang menghadapi permasalahan dalam tugasnya,”
ujarnya.
“Mari kita jaga semangat kolaborasi, dan jangan sampai
perbedaan organisasi memecah kita. Lihatlah kontribusi, bukan atribut. Dan
ingat, IGI akan terus hadir mendampingi guru di seluruh Indonesia,” pungkasnya
dengan berpantun:
Sambutan berikutnya datang dari pihak mitra dunia usaha,
yakni Manager Household Consumer Telkomsel NTB, Wido Jati Sasongko,
yang menyampaikan bahwa keikutsertaan Telkomsel dalam kegiatan ini merupakan
wujud nyata kepedulian korporasi terhadap pendidikan.
Dalam sambutannya, ia menyoroti pentingnya digitalisasi
dalam dunia pendidikan, terutama melalui platform Skul.id yang digagas
Telkomsel. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam manajemen data
siswa, kehadiran guru dan siswa, serta mendukung proses pembelajaran daring dan
tatap muka secara efektif.
“Kami siap berkolaborasi dengan sekolah-sekolah di Lombok Barat untuk membangun sistem digital yang inklusif, transparan, dan mudah digunakan demi pendidikan yang lebih baik,” jelasnya.
Mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Lombok Barat, Arief Nuradhi Herutomo, S.Pi., selaku Sekretaris Dinas,
menyampaikan sambutan yang sarat akan refleksi mendalam dan arahan strategis.
Dalam sambutannya, ia mengapresiasi inisiatif IGI Lombok
Barat yang telah memfasilitasi pelatihan penting ini. Ia menekankan bahwa
kualitas pendidikan tidak cukup hanya dilihat dari aspek pengetahuan semata,
tetapi lebih penting lagi adalah sikap dan karakter peserta didik.
“The aim of education is to improve attitude and
knowledge. Kita sering kali fokus pada knowledge, tapi lupa bahwa yang
pertama-tama harus dibentuk adalah attitude. Tanpa karakter, ilmu bisa menjadi
bencana,” tegasnya.
Arief juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi
literasi di beberapa satuan pendidikan, khususnya di tingkat dasar dan
menengah. Ia menyebutkan bahwa berdasarkan pengamatan dan data lapangan, masih
banyak siswa SMP yang belum lancar membaca, bahkan ada yang tidak mampu
memahami bacaan dasar.
“Ini adalah kondisi yang tidak bisa kita abaikan. Jika anak
kelas 7 SMP belum bisa membaca, artinya kita sedang memikul beban sistemik yang
harus kita selesaikan bersama. Salah satu solusi konkret adalah pendekatan
pembelajaran seperti Teaching at the Right Level yang kita bahas hari
ini,” jelasnya.
Ia menambahkan, Dinas Dikbud Lombok Barat sangat terbuka
terhadap inovasi dan kolaborasi lintas sektor. Program seperti ini menjadi
momentum penting untuk menyatukan langkah, bukan hanya dari sisi pedagogik,
tetapi juga dalam manajemen sekolah, kepemimpinan, serta transformasi
digital.
“Kami berharap pelatihan ini tidak berakhir di ruangan ini. Bawa semangatnya ke ruang kelas. Tunjukkan perubahan sikap, pendekatan, dan inovasi dalam pembelajaran. Karena ujung tombak perubahan ada di tangan guru,” pungkasnya disambut tepuk tangan peserta.
Sambutan yang tak kalah inspiratif disampaikan oleh Muhajidin,
S.Pd., MM., Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah
Mataram–Lombok Barat. Dengan penuh kehangatan, beliau menyisipkan humor
ringan, seperti menanggapi poster acara yang menampilkan Dr. Jasmanysah, M.Pd.,
dengan mengenakan topi. “Saya lihat beliau pakai topi, maka saya juga harus
pakai topi hari ini,” ujarnya disambut tawa hadirin.
Namun, suasana segera berubah menjadi penuh renungan ketika
beliau mulai membahas makna kurban yang tidak sekadar seremonial tahunan,
tetapi sarat akan nilai keteladanan, keikhlasan, dan pengorbanan. Beliau
menyoroti kisah sejarah kurban yang tidak hanya merujuk pada Nabi Ibrahim AS,
tetapi bahkan telah disyariatkan sejak zaman Nabi Adam AS.
Dengan gaya bertutur yang hidup, beliau mengisahkan
peristiwa antara Qabil dan Habil. “Kurban itu adalah bentuk pengorbanan
terbaik,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa kisah tersebut juga menggambarkan
bagaimana ketulusan niat dan kualitas persembahan menentukan apakah ibadah itu
diterima oleh Allah SWT.
Secara tajam, Bapak Muhajidin juga mengkritik tren di
masyarakat yang semakin sering memamerkan ibadah melalui media sosial. “Hari
ini banyak yang salat tahajud, langsung unggah di semua grup. Ibadah bukan
untuk pamer. Kata Pak Kepala BGTK, ‘Sembunyikan ibadahmu seperti engkau
menyembunyikan dosamu,’” ungkapnya dengan tegas.
Menurutnya, pendidikan bukan hanya berbicara soal angka dan
nilai akademik, tetapi juga pembentukan karakter, akhlak, dan pembiasaan
perilaku baik. Ia mengajak para guru untuk tidak hanya fokus pada aspek
kognitif, tetapi juga menanamkan nilai-nilai spiritual dan moral kepada siswa.
Salah satu bagian paling reflektif dari sambutan beliau
adalah ketika menyinggung peristiwa pelarangan ibadah kurban di Maroko. Menurut
beliau, keputusan pemerintah Maroko yang melarang penyembelihan hewan kurban
karena populasi ternak menurun hingga 38% akibat kekeringan adalah pelajaran
penting bagi semua pihak, termasuk dunia pendidikan di Indonesia.
“Jika satu juta pohon ditebang dan salah satunya doanya
diijabah oleh Allah, bisa saja kita dilanda kekeringan panjang seperti di
Maroko,” katanya dengan nada penuh keprihatinan. Ia pun memuji langkah
sekolah-sekolah dasar yang telah menanamkan cinta lingkungan sejak dini,
seperti menanam cabai atau pohon produktif.
Tak lupa, Muhajidin menyampaikan apresiasi kepada IGI Pusat
dan Wilayah NTB atas inisiatif pelatihan ini. Menurutnya, organisasi profesi
seperti IGI harus mampu menjadi rumah besar bagi para guru, baik dalam
mendukung peningkatan kapasitas maupun perlindungan saat menghadapi persoalan
sosial, termasuk yang berkaitan dengan media sosial.
Ia menekankan pentingnya organisasi memberi perhatian penuh
kepada anggotanya, baik saat berprestasi maupun ketika menghadapi tantangan.
“Jika guru kita dipermalukan di media sosial, mari kita bersuara. Jangan diam,”
tegasnya, mengajak solidaritas antarguru untuk menjaga martabat profesi
pendidik.
Di akhir sambutan, Muhajidin mengajak seluruh peserta membuka pelatihan “Teaching at the Right Level” dengan mengucap basmalah bersama-sama. “Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, kegiatan pelatihan ini resmi kita buka,” ucapnya, disambut antusias oleh para peserta.
Setelah sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi utama
yang dibawakan oleh Mabruratul Hasanah, trainer nasional dari IGI, yang
menyampaikan materi tentang Teaching at the Right Level. Dalam
pemaparannya, ia menjelaskan pentingnya asesmen awal untuk mengukur kemampuan
real siswa, lalu menyusun strategi pengelompokan dan metode pengajaran yang
sesuai dengan levelnya, bukan sekadar jenjang kelas.
Sesi berikutnya menghadirkan tim dari Telkomsel yang
memperkenalkan platform Skul.id, solusi digital untuk manajemen data
sekolah, kehadiran guru-siswa, hingga fitur pembelajaran daring. Telkomsel juga
menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa sekolah untuk mulai
mengimplementasikan Skul.id di tahun ajaran mendatang.
Suasana pelatihan berlangsung interaktif dan penuh semangat.
5 (lima) peserta paling aktif bertanya diberikan apresiasi berupa buku
dari narasumber. Para peserta juga menyampaikan testimoni positif, menyebut
pelatihan ini sebagai “momen tercerahkan” yang membangkitkan semangat untuk
memperbaiki metode mengajar mereka di kelas.
Redaksi oleh : Ruslan Wahid, ST (Bid. IT IGI Wil. NTB)
Posting Komentar untuk "PP IGI, PW IGI NTB, dan PD IGI Lombok Barat Bersinergi dengan Telkomsel Gelar Pelatihan TaRL untuk Perkuat Kompetensi Guru"