Transformasi Pendidikan Lombok Timur: Kolaborasi IGI dan Telkomsel dalam Meningkatkan Kapasitas Kepala Sekolah
IGI Lombok Timur dan Telkomsel Perkuat Kapasitas Kepala Sekolah Melalui Seminar Kepemimpinan Kolaboratif
Pendahuluan: Tantangan Pendidikan Abad ke-21
Dunia pendidikan sedang berada pada persimpangan jalan. Perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi menuntut sekolah untuk beradaptasi dengan cepat. Kepala sekolah, yang menjadi ujung tombak kepemimpinan di tingkat satuan pendidikan, tidak lagi cukup hanya menjadi manajer administratif. Mereka harus menjadi pemimpin pembelajaran—pemimpin yang mampu menginspirasi, menggerakkan, dan mengarahkan seluruh warga sekolah menuju pembelajaran yang bermakna dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Di tengah tantangan tersebut, Ikatan Guru Indonesia (IGI) Lombok Timur bersama Telkomsel NTB mengambil langkah strategis dengan menggelar seminar bertajuk “Kepemimpinan Kolaboratif untuk Mendukung Pembelajaran Mendalam”. Acara ini diselenggarakan di Gedung Pertemuan Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur pada Kamis, 18 September 2025, dan dihadiri oleh puluhan kepala sekolah SMA, SMK, dan madrasah.
Kegiatan ini bukan sekadar seminar rutin. Ia merupakan bentuk komitmen nyata untuk menjawab pertanyaan besar: bagaimana sekolah dapat tetap relevan, adaptif, dan unggul di era digital?
Kepemimpinan Kolaboratif: Dari Konsep ke Praktik
Nurhidayat, Ketua IGI Lombok Timur, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kepemimpinan kolaboratif. Menurutnya, kepala sekolah adalah “teladan multidimensi” yang harus mampu memimpin dengan memberi contoh, bukan hanya memberi perintah.
“Pemimpin pembelajaran harus hadir sebagai fasilitator yang mendorong kolaborasi. Data menjadi dasar pengambilan keputusan, sementara suasana belajar harus dirancang agar mendalam, bermakna, dan menyenangkan. Kepala sekolah bukan lagi hanya pengelola birokrasi, tetapi inspirator bagi guru dan siswa,” ujar Nurhidayat.
Pernyataan ini menggambarkan pergeseran paradigma kepemimpinan pendidikan. Jika dulu kepala sekolah lebih banyak disibukkan dengan urusan administratif, kini mereka dituntut mampu memimpin inovasi. Mereka harus membuka ruang kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, bahkan pihak swasta dan masyarakat luas.
IGI NTB: Guru dan Kepala Sekolah Harus Adaptif
Dalam kesempatan yang sama, Nengah Istiqomah, Ketua IGI NTB, menekankan bahwa adaptasi adalah kunci utama. “Kita hidup di era digital, era ketika informasi bergerak cepat dan teknologi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Guru dan kepala sekolah tidak boleh kaku. Mereka harus mampu beradaptasi, berinovasi, dan menghadirkan pembelajaran yang kontekstual,” katanya.
Ia mencontohkan bagaimana sekolah bisa memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan interaksi dengan siswa. “Guru bisa menggunakan platform digital untuk memberikan materi tambahan, sementara kepala sekolah bisa memantau perkembangan sekolah dengan lebih transparan melalui sistem digital. Inilah yang kita sebut kepemimpinan adaptif,” tambahnya.
Pesan ini sejalan dengan arah kebijakan pendidikan nasional yang menekankan pentingnya transformasi digital. Kepala sekolah sebagai pemimpin di tingkat unit pendidikan dituntut untuk memimpin perubahan itu.
Telkomsel dan Skul.id: Menyambut Era Digitalisasi Sekolah
Salah satu bagian menarik dari seminar ini adalah presentasi dari Lugas Herlambang Prasojo, perwakilan Telkomsel NTB. Ia memperkenalkan platform Skul.id, sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk sekolah.
Skul.id memungkinkan sekolah untuk mengelola administrasi, proses belajar mengajar, hingga komunikasi dengan orang tua secara lebih efektif. Dengan digitalisasi, beban administratif kepala sekolah bisa berkurang, sehingga mereka bisa lebih fokus pada kepemimpinan pembelajaran.
“Telkomsel berkomitmen mendukung pendidikan melalui transformasi digital. Skul.id bukan sekadar aplikasi, tetapi sebuah ekosistem digital yang membantu sekolah untuk lebih efisien, transparan, dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” jelas Lugas.
Platform ini, menurutnya, juga menjadi jembatan agar orang tua lebih terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka. Dengan sistem yang terintegrasi, laporan belajar, absensi, hingga informasi kegiatan sekolah dapat diakses dengan mudah.
Sinergi Pendidikan dan Industri
Kehadiran Telkomsel dalam dunia pendidikan menunjukkan sebuah fenomena penting: pendidikan tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi dengan dunia usaha dan industri (DUDI) menjadi kebutuhan.
H. Saiful Islam, Kepala Cabang Dinas Dikbud Lombok Timur, yang turut hadir dalam acara tersebut, menilai bahwa sinergi semacam ini sangat penting. “Pendidikan tidak bisa lagi hanya mengandalkan sumber daya internal. Dukungan dari pihak swasta, seperti Telkomsel, akan memperkuat upaya kita dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah yang melek digital akan jauh lebih siap menghadapi tantangan abad 21,” ujarnya.
Ia menambahkan, MoU yang ditandatangani antara Telkomsel NTB dan para kepala sekolah merupakan langkah konkret menuju digitalisasi sekolah. “MoU ini bukan sekadar formalitas, tetapi pintu masuk menuju perubahan nyata,” tegasnya.
Dari Seminar Menuju Implementasi
Pertanyaan besar yang muncul adalah: setelah seminar, apa selanjutnya?
IGI Lombok Timur memastikan bahwa kegiatan ini bukan akhir, melainkan awal dari serangkaian program. Akan ada pendampingan dan pelatihan lanjutan untuk memastikan para kepala sekolah tidak hanya paham konsep, tetapi juga mampu mengimplementasikan di sekolah masing-masing.
Nurhidayat menegaskan, “Kami tidak ingin kegiatan ini berhenti pada wacana. IGI berkomitmen mendampingi kepala sekolah dalam implementasi. Kita ingin melihat perubahan nyata: sekolah yang lebih kolaboratif, guru yang lebih kreatif, dan siswa yang lebih semangat belajar.”
Analisis: Dampak Digitalisasi pada Kepemimpinan Pendidikan
Digitalisasi sekolah memiliki dampak besar terhadap kepemimpinan pendidikan, antara lain:
-
Efisiensi Administrasi
Kepala sekolah dapat mengurangi beban administratif melalui sistem digital, sehingga lebih banyak waktu yang bisa dialokasikan untuk memimpin pembelajaran. -
Transparansi dan Akuntabilitas
Dengan sistem digital, laporan keuangan, absensi, hingga perkembangan akademik siswa bisa diakses secara real-time. Hal ini memperkuat akuntabilitas kepala sekolah di mata guru, siswa, dan orang tua. -
Penguatan Kolaborasi
Platform digital membuka ruang komunikasi yang lebih luas antara sekolah, guru, siswa, dan orang tua. Kepala sekolah bisa menginisiasi kolaborasi lebih efektif karena semua pihak terhubung. -
Inovasi dalam Pembelajaran
Kepala sekolah yang memahami teknologi bisa mendorong guru untuk menggunakan media digital dalam pembelajaran, sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih kaya dan relevan. -
Kesiapan Masa Depan
Di era ketika dunia kerja semakin digital, sekolah yang sudah terbiasa dengan sistem digital akan lebih siap menyiapkan siswa menghadapi masa depan.
Penutup: Membangun Pendidikan Berdaya Saing
Seminar kepemimpinan kolaboratif yang diinisiasi IGI Lombok Timur dan Telkomsel NTB menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan di Lombok Timur. Ia bukan sekadar pertemuan formal, melainkan gerakan menuju perubahan paradigma kepemimpinan pendidikan.
Kepala sekolah kini ditantang untuk keluar dari zona nyaman, bertransformasi menjadi pemimpin pembelajaran yang inovatif, adaptif, dan kolaboratif. Dengan dukungan teknologi seperti Skul.id, mereka punya peluang besar untuk menjadikan sekolah sebagai ruang belajar yang menyenangkan sekaligus relevan dengan kebutuhan abad 21.
Sebagaimana dikatakan Nurhidayat, “Kami tidak ingin pendidikan di Lombok Timur jalan di tempat. Kolaborasi ini adalah langkah awal menuju pendidikan yang lebih maju dan berkualitas.”
Dan sebagaimana ditegaskan H. Saiful Islam, “Kepala sekolah yang melek digital adalah kunci masa depan pendidikan.”
Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi daerah lain, bahwa pendidikan yang berkualitas hanya bisa lahir dari kepemimpinan yang kuat, inovatif, dan terbuka terhadap kolaborasi lintas sektor.

Posting Komentar untuk "Transformasi Pendidikan Lombok Timur: Kolaborasi IGI dan Telkomsel dalam Meningkatkan Kapasitas Kepala Sekolah"